adab jima'

•  TAZKIRAH:
  
  Para ulama seperti imam Al – Ghazali dalam “ihyak” nya telah membuat sistematis tata cara berjima’ (bersetubuh) yang sesuai dengan sunnah Rosulullah SAW. Adab Jima’ berdasarkan sunnah antara lain : a. Bertaubat dan meniatkan Jima’ sebagai ibadah kepada Allah swt. Dan bernilai Shodaqoh.
  Rosulullah SAW. Bersabda : “Barangsiapa yang menikah maka ia telah menyempurnakan setengah agamanya, maka bertaqwalah kepada Allah dalam setengah lainnya”
  As-Sayuthi menyatakan dalam “Idzkarul Adzkar”: “ Hadist ini dengan jelas mnyebutkan bersenggama adalah shodaqoh walaupun tanpa berniat. Al-Albany mengatakan: “niat ini harus dilakukan dalam setiap keadaan, kalau tidak, maka cukup berniat ketika melaksanakan ‘aqad’
  b. Berdo’a ketika memasuki rumah/kamar pengantin dengan mendahulukan kaki kanan, mengucapkan salam, kemudian berdo’a : ALLAHUMMA INNI AS-ALUKAA KHAIRAL MAULIJI WAKHAIRAL MAKHRAJI BISMILLAHI WALAJNA WA BISMILLAHI KHARAJNA WA’ALALLAHIRAB-BINA TAWAKKALNA “ Ya allah, aku mohon kepada-Mu kebaikan tempat masuk dan keluar, dengan nama Allah kami masuk dan keluar dan kepada Allah kami bertawakkal.”(HR.Abu Dawud)
  Rasulullah SAW bersabda kepada Anas:”Wahai anakku, jika engkau masuk ke tempat istrimu, hendaknya engkau mngucapkan salam kepadanya, agar menjadikan kebrkatan dan bagi penghuni rumahmu.”(HR. At-Tirmidzi, Hadist Hasan Sahih)
  c. Mengusap dan menyimpan tangan pada jidat/kepala istrinya atau merangkul pundaknya sambil berdo’a dan memohon keberkahan dari Allah swt. Rosulullah saw bersabda : “ Jika seseorang menikahi wanita atau membeli khadim maka peganglah bagian depan kepala dan sebutlah asma Allah dan mohonlah keberkahan dan berdo’a :
  ALLAHUMMA INNI AS-ALUKA MIN KHAIRIHA WA KHAIRIMA JABALTAHA ‘ALAIHI WA A’UDZUBIKA MIN SYARRIHA WA SYARRI MA JABALTAHA ‘ALAIHI. “ Ya allah aku memohon kepada Engkau segala kebaikan istriku dan berlindung kepada Engkau dari segala kurang (baiknya). Dan jika membeli unta maka peganglah punuknya berdo’alah seperti itu.”
  d. Sholat berjama’ah dua roka’at Diriwayatkan dari Abi Sa’id Maula Abi Usaid, katanya: “Aku menikahi seorang jariyah, maka aku mengundang beberapa sahabat Nabi saw. Diantaranya Ibnu Mas’ud, Abu Dzar dan Hudzifah. Salah seorang dari mereka berkata : “ Shalatlah !,” Kamu saja!” Apakah harus aku ?” tanyaku. Mereka berkata : “Ya, maka aku maju dan mereka mengajariku, lalu berkata, “jika kamu memasuki istrimu maka sholatlah dua roka’at, kemudian mohonlah kepada Allah atas apa yang akan kamu masuki dan mohonlah perlindungan kepadanya dari kejekannya kemudian sampaikan keinginanmu dan keinginan istrimu.” (HR. Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Abdurrazaq sanan sahih)
  Dari syaqiq katanya; “Seseorang datang dijuluki Abu Hariez dan berkata, “ Aku menikahi gadis jariyah dan ku takut ia membenciku, “ maka Abdullah bin Mas’ud berkata, Sesungguhnya rasa kasih sayang itu dari Allah dan kebencian itu dari setan, ia menghembuskan kebencian kepada kalian dari sesuatu yang telah Allah halalkan bagi kalian. Maka jika wanita itu dating kepadamu, suruhlah ia shalat dibelakangmu dua roka’at. “Pada Riwayat lain ditambahkan dari Ibnu Mas’ud ,”Ucapkanlah Do’a :
  ALLAHUMMA BARIK LI FI AHLI WA BARIKLAHUM FIY, ALLAHUMMAJMA’, BAINANA MAJAMA’TA BI KHAIRIN WA FARRIQ BAINANA IDZA FARAQRA ILA KHAIRIN. “Ya Allah, curahkanlah dalam keluargaku keberkahan bagiku dan curahkanlah dalam diriku bagi mereka. Ya Allah, satukanlah antara kami dengan kuasa-Mu menyatukan kami dalam kebaikan, dan pisahkanlah kami jika Engkau memisahkan kami untuk kebaikan.”(HR. Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Abdurrazaq sanad sahih)
  e. Membaca basmalah dan Berdo’a sebelum jima’ f. Mengawali dengan kerelaan kedua belah pihak supaya keduanya sama sama merasakan kepuasan bersenggama untuk menghindari kondisi psikis yang dapat mengganggu konsentrasi persenggaman.. g. Hanya berdua dan tidak ada orang lain walaupun anak kecil. h. Menututup kedua badannya dengan selimut. i. Berwudlu atau mandi bersama antara jima’ atau ketika hendak tidur. Toilet didalam rumah.