❀♥Wanita Sholehah Taat Kepada Suami ♥❀
Bismillahirrahmanirrahiim..
Assallamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Wanita sholehah pada hakikatnya mengakui bahwa keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala bergantung kepada keridhaan suaminya, oleh ka rena itu ia senantiasa berusaha maksimal taat dan memenuhi hak-hak suaminya.Mengharap keridhaan suaminya dan menjauhi kemurkaan suaminya.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :
“Wahai sekalian kaum wanita, bertaqwalah kepada Allah dan peganglah keridhaan suamimu.Sesungguhnya seorang istri jika mengetahui hak-hak suaminya, niscaya ia akan berdiri selama makan siang dan makan malamnya.” (H.R. Abu Nu’aim).
Taat yang dimaksud adalah taat yang diselaraskan dengan ketaatanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, ketika ia berhadapan dengan perintah maka ia segera melaksanakan dengan penuh hati dan keikhlasan.Dan ketika berhadapan dengan larangan Allah Subhananu wa Ta’ala, maka ia pun segera meninggalakanya segala larangan tersebut.
Demikian juga wanita sholehah dengan ketaatannya dengan suami selama perintah dan larangannya selaras dengan apa yang diperintahkan dan dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka akan berusaha memenuhi semua hak-hak suaminya. Tapi bila suaminya lalai dalam menunaikan perintah Allah Subhanhu wa Ta’ala. Dia selalu mengingatkan suaminya.
Dalam Ajaran Islam hak dan kewajiban suami istri telah ditentukan, diantara sekian banyak ayat dan hadist mengenai hak seorang suami terhadap istrinya, pada intinya adalah bahwa seorang istri hendaknya menjaga ketaatannya pada suami, menjaga kehormatan dirinya,
menjaga harta suaminya, dan menjaga lisannya terhadap suami dengan tidak menyakiti suaminya dengan perkataannya. Ada beberapa adab-adab yang bisa dilakukan seorang istri untuk menyenangkan suaminya diantaranya yaitu :
1.Ketika suami sedang berbicara,dengarkanlah dengan baik,diam dan tidak memotong pembicaraannya.
2. Ketika suami bersikap ambek (marah mendidik) hendaknya diterima dengan syukur, tidak menjawab apa-apa dan bersabar,karena terkadang suami sengaja menguji kesabaran.
3. Ketika suami hendak memerlukan, dahulukan kehendaknya dari pada yang lain.
4. Ketika berhadapan dengan suami senantiasa berwajah manis dan berhias dengan aroma wewangian.
5. Ketika dengan keluarga suami, muliakan dan hormati kedua orang tuanya sebagaimana kita memuliakan orang tua sendiri, karena orang tua suami adalah juga merupakan orang tua kedua.
6.Ketika suami dirundung masalah. Jaga ketentraman hatinya dan membantu menyelasaikan masalah suami sekurang-kurangnya menunjukkan sikap gembira.
7. Ketika suami dirundung duka, memahami perasaan suami, dengan ikut merasakan dukanya dengan memberikan motivasi sehingga kegembiraannya muncul kembali
8. Ketika berhadapan dengan materi’ berusaha menjaga harta suami dengan baik dan mempergunakannya ke hal-hal yang manfaat.
9. Ketika suami jadi kepala rumah tangga, memahi suami jika dia pemimpin, maka bantu dia dengan mengerti segala hal kebaikan, jika ia guru maka lengkapilah dia dengan ilmu, hendaknya menerima dengan apa adanya.
10. Ketika berhadapan dengan keinginan, tidak menyusahkan suami dengan keinginan pribadi yang berlebihan, karena lebih bijak mendahulukan kebutuhan mendesak yang prioritas utama, dan keinginan bisa ditunda.
11.Pastikan niat kita melayani suami dengan niat ikhlas semata-mata mengharap keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan senantiasa mendoakan suami.
12. Senantiasa mendorong suami agar giat dalam beribadah serta bersungguh-sungguh di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan ciptakanlah kasih sayang karena Allah Subhanahu wa Ta’ala.
13. Senantiasa merasa cukup dengan apa-apa yang ada (qana’ah).dan senantiasa bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
14. Ketika suami bersalah. Tunjukanlah sikap kasih sayang serta hormat pada suami dan mengerti bahwa pada hakekatnya semua manusia tidak luput dari khilaf dan kesalahan, dan tidak menghukumnya berlebihan dengan kesalahan yang dilakukannya.
Sahabat-sahabat yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, . Mudah-mudahan manfaat buat kita semua,yang benar haq semua datang-Nya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,Yang kurang dan khilaf mohon sangat dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq Watawa saubil shabr “. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala . senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-Nya..Aamiin Allahuma AAmiin…:)
Bismillahirrahmanirrahiim..
Assallamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Wanita sholehah pada hakikatnya mengakui bahwa keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala bergantung kepada keridhaan suaminya, oleh ka rena itu ia senantiasa berusaha maksimal taat dan memenuhi hak-hak suaminya.Mengharap keridhaan suaminya dan menjauhi kemurkaan suaminya.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :
“Wahai sekalian kaum wanita, bertaqwalah kepada Allah dan peganglah keridhaan suamimu.Sesungguhnya seorang istri jika mengetahui hak-hak suaminya, niscaya ia akan berdiri selama makan siang dan makan malamnya.” (H.R. Abu Nu’aim).
Taat yang dimaksud adalah taat yang diselaraskan dengan ketaatanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, ketika ia berhadapan dengan perintah maka ia segera melaksanakan dengan penuh hati dan keikhlasan.Dan ketika berhadapan dengan larangan Allah Subhananu wa Ta’ala, maka ia pun segera meninggalakanya segala larangan tersebut.
Demikian juga wanita sholehah dengan ketaatannya dengan suami selama perintah dan larangannya selaras dengan apa yang diperintahkan dan dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka akan berusaha memenuhi semua hak-hak suaminya. Tapi bila suaminya lalai dalam menunaikan perintah Allah Subhanhu wa Ta’ala. Dia selalu mengingatkan suaminya.
Dalam Ajaran Islam hak dan kewajiban suami istri telah ditentukan, diantara sekian banyak ayat dan hadist mengenai hak seorang suami terhadap istrinya, pada intinya adalah bahwa seorang istri hendaknya menjaga ketaatannya pada suami, menjaga kehormatan dirinya,
menjaga harta suaminya, dan menjaga lisannya terhadap suami dengan tidak menyakiti suaminya dengan perkataannya. Ada beberapa adab-adab yang bisa dilakukan seorang istri untuk menyenangkan suaminya diantaranya yaitu :
1.Ketika suami sedang berbicara,dengarkanlah dengan baik,diam dan tidak memotong pembicaraannya.
2. Ketika suami bersikap ambek (marah mendidik) hendaknya diterima dengan syukur, tidak menjawab apa-apa dan bersabar,karena terkadang suami sengaja menguji kesabaran.
3. Ketika suami hendak memerlukan, dahulukan kehendaknya dari pada yang lain.
4. Ketika berhadapan dengan suami senantiasa berwajah manis dan berhias dengan aroma wewangian.
5. Ketika dengan keluarga suami, muliakan dan hormati kedua orang tuanya sebagaimana kita memuliakan orang tua sendiri, karena orang tua suami adalah juga merupakan orang tua kedua.
6.Ketika suami dirundung masalah. Jaga ketentraman hatinya dan membantu menyelasaikan masalah suami sekurang-kurangnya menunjukkan sikap gembira.
7. Ketika suami dirundung duka, memahami perasaan suami, dengan ikut merasakan dukanya dengan memberikan motivasi sehingga kegembiraannya muncul kembali
8. Ketika berhadapan dengan materi’ berusaha menjaga harta suami dengan baik dan mempergunakannya ke hal-hal yang manfaat.
9. Ketika suami jadi kepala rumah tangga, memahi suami jika dia pemimpin, maka bantu dia dengan mengerti segala hal kebaikan, jika ia guru maka lengkapilah dia dengan ilmu, hendaknya menerima dengan apa adanya.
10. Ketika berhadapan dengan keinginan, tidak menyusahkan suami dengan keinginan pribadi yang berlebihan, karena lebih bijak mendahulukan kebutuhan mendesak yang prioritas utama, dan keinginan bisa ditunda.
11.Pastikan niat kita melayani suami dengan niat ikhlas semata-mata mengharap keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan senantiasa mendoakan suami.
12. Senantiasa mendorong suami agar giat dalam beribadah serta bersungguh-sungguh di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan ciptakanlah kasih sayang karena Allah Subhanahu wa Ta’ala.
13. Senantiasa merasa cukup dengan apa-apa yang ada (qana’ah).dan senantiasa bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
14. Ketika suami bersalah. Tunjukanlah sikap kasih sayang serta hormat pada suami dan mengerti bahwa pada hakekatnya semua manusia tidak luput dari khilaf dan kesalahan, dan tidak menghukumnya berlebihan dengan kesalahan yang dilakukannya.
Sahabat-sahabat yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, . Mudah-mudahan manfaat buat kita semua,yang benar haq semua datang-Nya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,Yang kurang dan khilaf mohon sangat dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq Watawa saubil shabr “. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala . senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-Nya..Aamiin Allahuma AAmiin…:)
No comments:
Post a Comment