Cinta yang Haqq
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuuh
Kata pujangga, cinta letaknya di hati.
Meskipun tersembunyi, namun getarannya tampak sekali. Ia mampu mempengaruhi pikiran sekaligus mengendalikan tindakan.
Sungguh, Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat. Cintalah yang mampu melunakkan besi, menghancurkan batu karang, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta(Jalaluddin Rumi).
Namun hati-hati juga dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta palsu.
Kecintaan yang tidak dilandasi karena ingin ridho Allah.
Itulah para pecinta dunia, harta dan wanita.
Ia lupa akan cinta Allah, cinta yang begitu agung, cinta yang maha kasih dan saying-Nya.
Cinta Allah cinta yang tak bertepi.
Jika sudah mendapat kan cinta-Nya, dan manisnya bercinta dengan Allah, tak ada lagi keluhan, tak ada lagi tubuh lesu, tak ada tatapan kuyu.
Yang ada adalah tatapan optimis menghadapi segala cobaan, dan rintangan dalam hidup ini.
Didalam Jiwa yang sehat dan Tubuh yang kuat dalam mencapai ibadah dan menggapai cita-cita tertinggi yakni syahid di jalan-Nya.
Tak jarang seseorang mengaku mencintai Allah, dan Ia mengatakan mencitai Rasulullah, tanpa ada bukti yang Nyata, seperti seorang arjuna yang mengembara, menyeberangi lautan yang luas, dan mendaki puncak gunung yang tinggi demi mendapatkan cinta seorang wanita.
Bagaimana mungkin menggapai cinta Allah, tapi dalam pikirannya selalu dibayang-bayangi oleh wanita / pria yang dicintai.Tak mungkin dalam satu hati dipenuhi oleh dua cinta.
Salah satunya pasti menolak, kecuali cinta yang dilandasi oleh cinta pada-Nya.
Di saat Allah menguji cintanya, dengan memisahkanya dari apa yang membuat dia lalai dalam mengingat Allah, sering Manusia tak bisa menerimanya.
Di saat Allah memisahkan seorang gadis dari calon suaminya, tak jarang gadis itu langsung lemah dan terbaring sakit.
Di saat seorang suami yang istrinya dipanggil menghadap Ilahi, sang suami tak punya gairah dalam hidup.
Di saat harta yang dimiliki hangus terbakar, banyak orang yang hijrah kerumah sakit jiwa, semua ini adalah bentuk ujian dari Allah, karena Allah ingin melihat seberapa dalam cinta hamba-Nya pada-Nya.
Allah menginginkan bukti, namun sering orang pun tak berdaya membuktikannya, justru sering berguguran cintanya pada Allah, disaat Allah menarik sedikit nikmat yang dicurahkan-Nya.
Itu semua adalah bentuk cinta palsu, dan cinta semu dari seorang hamba terhadap Sang Khaliq.
Padahal semuanya sudah diatur oleh Allah, rezki, maut, jodoh, dan langkahnya sendiri, itu semua sudah ada suratannya dari Allah, tinggal bagaimana ia mengupaya kan untuk menjemputnya.
Amat merugi manusia yang hanya dilelahkan oleh cinta dunia, mengejar cinta makhluk, memburu harta dengan segala cara, dan enggan menolong orang yang papah.
Padahal nasib di akhirat nanti ditentukan oleh dirinya ketika hidup didunia, Bersungguh-sungguh mencintai Allah, ataukah terlena oleh dunia yang fana ini.
Jika cinta kepada selain Allah, melebihi cinta pada Allah, merupakan salah satu penyebab do’a tak terijabah.
Bagaimana mungkin Allah mengabulkan permintaan seorang hamba yang merintih menengadah kepada Allah di malam hari, namun ketika siang muncul, Ia berlaku maksiat.
Bagaimana mungkin do’a seorang gadis ingin mendapat kan seorang lelaki sholeh terkabulkan, sedang dirinya sendiri belum sholehah.
Bagaimana mungkin do’a seorang hamba yang dambakan rumah tangga sakinah,sedang Ia masih diliputi oleh egois sebagai pemimpin rumah tangga..
Bagaimana mungkin seorang ibu mendambakan anak-anak yang sholeh, sementara dirinya disibukkan bekerja di luar rumah sehingga pendidikan anak terabaikan, dan kasih sayang tak tercurahkan.
Bagaimana mungkin keinginan akan bangsa yang bermartabat dapat terwujud, sedangkan diri pribadi belum bisa menjadi Suri tauladan
Banyak Manusia mengaku cinta pada Allah dan Allah hendak menguji cintanya itu.
Namun sering orang gagal membuktikan cintanya pada sang Khaliq, karena disebabkan secuil musibah yang ditimpakan padanya. Yakinlah bahwa kesenangan dan kesusahan adalah bentuk kasih sayang dan cinta Allah kepada hambanya yang beriman…
Dengan kesusahan, Allah hendak memberikan tarbiyah terhadap ruhiyah Seseorang, agar sadar bahwa Ia sebagai makhluk adalah bersifat lemah, tidak bisa berbuat apa-apa kecuali atas izin-Nya.
Saat ini tinggal baginya membuktikan, dan berjuang keras untuk memperlihatkan cintanya kepada Allah, agar Ia terhindar dari cinta palsu.
Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang betul-betul berkorban untuk Allah Untuk membuktikan cinta kita pada Allah, ada beberapa hal yang perlu di persiapkan yaitu:
1) Iman yang kuat
2) Ikhlas dalam beramal
3) Mempersiapkan kebaikan Internal dan eksternal. kebaikan internal yaitu berupaya keras untuk melaksanakan ibadah wajib dan sunah. Seperti qiyamulail, shaum sunnah, bacaan Al-qur’an dan haus akan ilmu. Sedangkan kebaikan eksternal adalah buah dari ibadah yang kita lakukan pada Allah, dengan keistiqamahan mengaplikasikannya dalam setiap langkah, dan tarikan nafas disepanjang hidup ini. Dengan demikian InsyaAllah kita akan menggapai cinta dan keridhaan-Nya..
---
Semoga Bermanfaat
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuuh.
---ooo000ooo---
***Silakan Share ke PARAS CINTA (PencerahAn PenyelaRAsan Cahaya ImaN & TAqwa)***
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuuh
Kata pujangga, cinta letaknya di hati.
Meskipun tersembunyi, namun getarannya tampak sekali. Ia mampu mempengaruhi pikiran sekaligus mengendalikan tindakan.
Sungguh, Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat. Cintalah yang mampu melunakkan besi, menghancurkan batu karang, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta(Jalaluddin Rumi).
Namun hati-hati juga dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta palsu.
Kecintaan yang tidak dilandasi karena ingin ridho Allah.
Itulah para pecinta dunia, harta dan wanita.
Ia lupa akan cinta Allah, cinta yang begitu agung, cinta yang maha kasih dan saying-Nya.
Cinta Allah cinta yang tak bertepi.
Jika sudah mendapat kan cinta-Nya, dan manisnya bercinta dengan Allah, tak ada lagi keluhan, tak ada lagi tubuh lesu, tak ada tatapan kuyu.
Yang ada adalah tatapan optimis menghadapi segala cobaan, dan rintangan dalam hidup ini.
Didalam Jiwa yang sehat dan Tubuh yang kuat dalam mencapai ibadah dan menggapai cita-cita tertinggi yakni syahid di jalan-Nya.
Tak jarang seseorang mengaku mencintai Allah, dan Ia mengatakan mencitai Rasulullah, tanpa ada bukti yang Nyata, seperti seorang arjuna yang mengembara, menyeberangi lautan yang luas, dan mendaki puncak gunung yang tinggi demi mendapatkan cinta seorang wanita.
Bagaimana mungkin menggapai cinta Allah, tapi dalam pikirannya selalu dibayang-bayangi oleh wanita / pria yang dicintai.Tak mungkin dalam satu hati dipenuhi oleh dua cinta.
Salah satunya pasti menolak, kecuali cinta yang dilandasi oleh cinta pada-Nya.
Di saat Allah menguji cintanya, dengan memisahkanya dari apa yang membuat dia lalai dalam mengingat Allah, sering Manusia tak bisa menerimanya.
Di saat Allah memisahkan seorang gadis dari calon suaminya, tak jarang gadis itu langsung lemah dan terbaring sakit.
Di saat seorang suami yang istrinya dipanggil menghadap Ilahi, sang suami tak punya gairah dalam hidup.
Di saat harta yang dimiliki hangus terbakar, banyak orang yang hijrah kerumah sakit jiwa, semua ini adalah bentuk ujian dari Allah, karena Allah ingin melihat seberapa dalam cinta hamba-Nya pada-Nya.
Allah menginginkan bukti, namun sering orang pun tak berdaya membuktikannya, justru sering berguguran cintanya pada Allah, disaat Allah menarik sedikit nikmat yang dicurahkan-Nya.
Itu semua adalah bentuk cinta palsu, dan cinta semu dari seorang hamba terhadap Sang Khaliq.
Padahal semuanya sudah diatur oleh Allah, rezki, maut, jodoh, dan langkahnya sendiri, itu semua sudah ada suratannya dari Allah, tinggal bagaimana ia mengupaya kan untuk menjemputnya.
Amat merugi manusia yang hanya dilelahkan oleh cinta dunia, mengejar cinta makhluk, memburu harta dengan segala cara, dan enggan menolong orang yang papah.
Padahal nasib di akhirat nanti ditentukan oleh dirinya ketika hidup didunia, Bersungguh-sungguh mencintai Allah, ataukah terlena oleh dunia yang fana ini.
Jika cinta kepada selain Allah, melebihi cinta pada Allah, merupakan salah satu penyebab do’a tak terijabah.
Bagaimana mungkin Allah mengabulkan permintaan seorang hamba yang merintih menengadah kepada Allah di malam hari, namun ketika siang muncul, Ia berlaku maksiat.
Bagaimana mungkin do’a seorang gadis ingin mendapat kan seorang lelaki sholeh terkabulkan, sedang dirinya sendiri belum sholehah.
Bagaimana mungkin do’a seorang hamba yang dambakan rumah tangga sakinah,sedang Ia masih diliputi oleh egois sebagai pemimpin rumah tangga..
Bagaimana mungkin seorang ibu mendambakan anak-anak yang sholeh, sementara dirinya disibukkan bekerja di luar rumah sehingga pendidikan anak terabaikan, dan kasih sayang tak tercurahkan.
Bagaimana mungkin keinginan akan bangsa yang bermartabat dapat terwujud, sedangkan diri pribadi belum bisa menjadi Suri tauladan
Banyak Manusia mengaku cinta pada Allah dan Allah hendak menguji cintanya itu.
Namun sering orang gagal membuktikan cintanya pada sang Khaliq, karena disebabkan secuil musibah yang ditimpakan padanya. Yakinlah bahwa kesenangan dan kesusahan adalah bentuk kasih sayang dan cinta Allah kepada hambanya yang beriman…
Dengan kesusahan, Allah hendak memberikan tarbiyah terhadap ruhiyah Seseorang, agar sadar bahwa Ia sebagai makhluk adalah bersifat lemah, tidak bisa berbuat apa-apa kecuali atas izin-Nya.
Saat ini tinggal baginya membuktikan, dan berjuang keras untuk memperlihatkan cintanya kepada Allah, agar Ia terhindar dari cinta palsu.
Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang betul-betul berkorban untuk Allah Untuk membuktikan cinta kita pada Allah, ada beberapa hal yang perlu di persiapkan yaitu:
1) Iman yang kuat
2) Ikhlas dalam beramal
3) Mempersiapkan kebaikan Internal dan eksternal. kebaikan internal yaitu berupaya keras untuk melaksanakan ibadah wajib dan sunah. Seperti qiyamulail, shaum sunnah, bacaan Al-qur’an dan haus akan ilmu. Sedangkan kebaikan eksternal adalah buah dari ibadah yang kita lakukan pada Allah, dengan keistiqamahan mengaplikasikannya dalam setiap langkah, dan tarikan nafas disepanjang hidup ini. Dengan demikian InsyaAllah kita akan menggapai cinta dan keridhaan-Nya..
---
Semoga Bermanfaat
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuuh.
---ooo000ooo---
***Silakan Share ke PARAS CINTA (PencerahAn PenyelaRAsan Cahaya ImaN & TAqwa)***
No comments:
Post a Comment