Wednesday, 2 April 2014

Kisah & Tauladan


~Kisah dan teladan~ 'CINTA...KEKAYAAN...KESEDIHAN...KEGEMBIRAAN...' ~Al-kisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak : ada CINTA, KEKAYAAN, KECANTIKAN, KESEDIHAN, KEGEMBIRAAN dan sebagainya. Awalnya mereka hidup berdampingan dengan baik dan saling melengkapi. Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik semakin tinggi dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri...CINTA sangat kebingungan sebab ia tidak tahu berenang dan tidak punya perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencuba mencari pertolongan. Sementara itu air makin naik membasahi kaki CINTA. Tidak lama CINTA melihat KEKAYAAN sedang mengayuh perahu..."KEKAYAAN ! KEKAYAAN ! Tolong aku ! Teriak CINTA. Lalu apa jawab KEKAYAAN, Aduh ! Maaf CINTA !" Kata KEKAYAAN, Perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tidak dapat membawamu nanti perahuku ini akan tenggelam. Lagi pula tidak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini...Lalu KEKAYAAN cepat-cepat mengayuh perahunya pergi meninggalkan CINTA. CINTA sedih sekali, namum kemudian dilihatnya KEGEMBIRAAN datang dengan perahunya..."KEGEMBIRAAN ! Tolong aku," teriak CINTA. Namun apa yang terjadi, KEGEMBIRAAN terlalu gembira kerana ia menemui perahu sehingga ia tuli tidak mendengar teriakan CINTA. Air makin tinggi membasahi CINTA sampai ke pinggang dan CINTA makin panik. Tidak lama lalulah KECANTIKAN..."KECANTIKAN ! Bawalah aku bersamamu !" teriak CINTA. Lalu apa jawab KECANTIKAN, Wah, CINTA, kamu basah dan kotor, Aku tidak boleh membawamu ikut serta, Nanti kamu akan mengotori perahuku yang indah ini, sahut KECANTIKAN. CINTA sedih sekali mendengarnya. CINTA mulai menangis terisak-isak. Apa kesalahanku, mengapa semua orang melupakan aku. Saat itu berlalulah KESEDIHAN. Lalu CINTA merayu, "Oh, KESEDIHAN, bawalah aku bersamamu," kata CINTA. Lalu apa kata KESEDIHAN, Maaf, CINTA, Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja, kata KESEDIHAN sambil terus mengayuh perahunya. CINTA putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. CINTA terus berharap kalau dirinya dapat diselamatkan. Lalu ia berdoa kepada Tuhan-Nya, Oh Tuhan tolonglah aku, apa akan jadinya dunia ini tanpa aku, tanpa CINTA ? Pada saat terdesak itulah tiba-tiba terdengar suara, "CINTA ! Marilah cepat naik ke perahuku !" CINTA menoleh kearah suara itu dan melihat seorang tua renta keropot berjanggut putih panjang sedang mengayuh perahunya. Lalu cepat-cepat CINTA naik ke perahu itu tepat sebelum air menenggelamkannya. Kemudian di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan CINTA dan segera pergi lagi. Pada saat itu barulah CINTA sedar, ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang baik hati menyelamatkannya itu. CINTA segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu. Penduduk tua itu menjawab, Oh, orang tua itu tadi ? Dia adalah WAKTU, Lalu CINTA bertanya, tapi mengapa ia menyelamatkan aku ? Aku tidak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku, tanya CINTA hairan. Sebab, kata penduduk tua itu lagi, "Hanya WAKTU-Lah yang tahu berapa nilainya harga sebuah CINTA itu..."~ PENGAJARANNYA, 'Masa terus berlalu mengiringi usia, sewajarnya setiap kita tidak seharusnya melengah-lengahkan masa yang ada waktu yang sedikit untuk memperbanyakkan amal, memperbetulkan diri, melipatgandakan ibadah sebagai persediaan bekalan kehidupan yang kekal abadi di Akhirat kelak."~

No comments:

Post a Comment